Sabtu, 11 Agustus 2012

Hikmah Setelah Ditipu



          Hikmah Setelah Ditipu    
Suatu ketika datang seseorang menawarkan laptop dengan harga terjangkau. Barangnya (laptop) itu tentu saja belum dibawanya. Ia hanya membawa brosurnya saja. Tentu saja saya tertarik, karena memang saat itu saya sedang membutuhkan laptop untuk menyelesaikan proyek saya. Dibrosur tertulis harga laptop tersebut sekitar Rp 6 jutaan. Ia hanya menawarkan dengan harga Rp 3 juta pada saya. \"Saya akan ambil,\" ujar saya. \"Barangnya akan segera saya antar, tapi saya perlu DP-nya dulu,\" jawabnya. Sa
Saya sepakat dengannya, saya serahkan uang Rp 1 juta kepadanya sebagai DP. Kemudian saya dan dia beranjak ke Tanjung Priok untuk mengambil laptop tsb. Sesampai di Tanjung Priok, tepatnya di depan sebuah rumah, dia minta berhenti. Katanya ia akan mengambil laptop di dalam rumah itu. Saya dimintanya menunggu. 15 menit berlalu. 30 menit berlalu. 1 jam berlalu. Dia tidak muncul-muncul. Karena merasa hilang kesabaran, saya datangi rumah itu. Dari dalamnya muncul seseorang. Saya tanya, saya bilang tadi ada seseorang masuk ke sini untuk mengambil laptop, tapi tidak keluar-keluar. Orang itu bilang, nggak ada orang yang masuk ke rumah itu. Oh, berarti saya telah ditipu.
Karena amarah, saya coba mencari sendiri alamat orang yang menawarkan laptop tersebut. Alamatnya ketemu. Malamnya langsung saya datangi dengan membawa seorang preman untuk menghabisinya. Begitu pintunya didobrak, dia tak ada, yang ada cuma istrinya yang sedang hamil.
Akhirnya istrinya menjadi luapan kemarahan saya.
Tapi kemudian istri saya bilang, \"sudahlah, Pa...jangan marah-marah. Sudah ikhlaskan saja. Mungkin memang bukan rejeki kita....\"
Akhirnya saya mencoba melupakannya.
Setahun kemudian, setelah peritiwa itu, datang seorang ibu ke rumah, mengantarkan uang Rp 1 juta kepada saya. Saya bingung uang apa itu. Lantas dia menjelaskan bahwa itu uang yang pernah diambil oleh anaknya setahun yang lalu (dalam kasus penipuan laptop). Lantas saya tanya, \"ibu siapa?\". Ibu itu menjawab, \"Saya ibunya, dan terus terang saya minta maaf atas perbuatan anak saya, dan uang itupun saya kembalikan tidak lebih dan tidak kurang.\"
Lantas ibu itu pergi. Amplop saya buka, ternyata jumlahnya lebih seratus ribu. Kelebihan itu saya kembalikan kepada ibu itu, tapi ia menolak. Karena ia merasa uang yang dikembalikannya jumlahnya pas Rp 1 juta.
Karena merasa yang seratus ribu itu juga bukan milik saya, langsung saya sumbangkan ke panti asuhan.
Hikmah yang bisa saya ambil dari kejadian ini, ternyata ikhlas dan sabar itu sangat penting......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar